Jumat, 25 September 2015

SENI RUPA

8 Macam Unsur Seni Rupa



we-impact.com we-impact.com

Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang hasil karyanya bisa dinikmati dengan indera penglihatan serta rabaan. Karya seni rupa atau yang disebut dengan visual art, adalah karya seni yang bisa dilihat, mempunyai bentuk/wujud nyata.

Artikel terkait: Pengertian seni menurut para ahli serta pembagiannya

Karya seni rupa sendiri juga mempunyai beberapa unsur yang membentuknya, bagaimanapun sederhananya bentuk karya tersebut. Unsur-unsur pembentuk tersebut dalam dunia seni biasa disebut dengan unsur seni rupa.


1. Titik

Nirmana dwimatra

anisadamayanti.wordpress.com

Titik adalah salah satu unsur dasar seni rupa yang paling kecil. Semua wujud sebuah karya, awalnya dihasilkan dari unsur titik ini. Titik juga bisa menjadi pusat perhatian tersendiri jika berkumpul atau memiliki warna yang berbeda dari yang lainnya.

2. Garis

akunputri.blogspot.com

akunputri.blogspot.com

Garis merupakan goresan atau limit/batas dari suatu benda, bidang, ruang, tekstur, warna dan lain sebagainya. Garis sendiri memiliki dimensi yang memanjang dan cenderung memiliki arah tertentu, serta mempunyai beberapa sifat, yang diantaranya: panjang, pendek, tipis, lurus, horizontal, vertikal, berombak, melengkung, miring, halus, tebal, patah-patah dan masih banyak lagi yang lainnya. Pemanfaatan garis dalam sebuah desain digunakan untuk mencapai kesan tertentu, seperti halnya membuat kesan kekar, megah, kuat, simpel atau agung.

3. Bidang

puteka85.blogspot.com

puteka85.blogspot.com

Bidang dalam seni rupa adalah salah satu unsur seni rupa yang terbentuk atau dibentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang sendiri mempunyai dimensi panjang dan lebar atau bisa disebut juga dengan pipih. Sedangkan, kalau bentuk mempunyai dimensi panjang, lebar dan tinggi, oleh sebab itu bentuk selalu mempunyai volume atau isi. Jika dilihat dari bentuknya, bidang ataupun bentuk terdiri dari beberapa macam, yang diantaranya: bidang biomorfosis (organis), bidang geometris, bidang tak beraturan serta bidang bersudut.

Bidang sendiri bisa terbentuk karena ada dua ujung garis yang saling bertemu atau bisa juga karena sapuan warna. Bidang juga dibatasi dengan kontur dan disebut juga dengan bentuk 2 dimensi, yaitu cuma terdiri dari panjang dan lebar saja. Dalam seni rupa juga terdapat beberapa bidang dasar, diantaranya: bidang segiempat, segitiga, lingkaran, trapesium, oval dan lain sebagainya.

4. Bentuk

classroom-printables.com

classroom-printables.com

Bentuk menurut artian bahasa bisa dikatakan sebagai bangun (shape) atau juga bentuk plastis (form). Bangun (shape) merupakan bentuk benda yang polos, seperti halnya yang nampak oleh mata, sekedar untuk mengatakan sifatnya saja (kotak, bundar, ornamental, atau tak beraturan). Sedangkan bentuk plastis (form) merupakan bentuk benda yang terlihat dan bisa dirasakan karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, misalkan lemari, meja, kursi dan lain sebagainya.

5. Tekstur

deviantart.com


deviantart.com

Tekstur adalah sifat suatu permukaan sebuah benda. Sifat tersebut bisa berkesan kasar, halus, mengkilap, kusam, berpori, licin dan lain sebagainya. Kesan-kesan tersebut bisa dirasakan lewat penglihatan serta rabaan. Oleh sebab itu, dua macam tekstur yaitu: tekstur semu (maya) yang di mana kesan benda tersebut berbeda antara penglihatan mata dengan hasil rabaan, serta tekstur rabaan.

6. Warna

renacesta.net


renacesta.net

Teori warna yang berdasar pada cahaya, bisa kita lihat melalui tujuh spektrum warna yang terdapat dalam ilmu Fisika, seperti halnya dengan warna pelangi. Secara teori warna bisa dipelajari lewat dua pendekatan, salah satunya dengan menggunakan teori warna yang berdasar pada pigmen warna (goethe) yaitu butiran halus yang terdapat pada warna. Berikut ada beberapa istilah yang harus kamu ketahui dalam teori pigmen warna.

Warna primer.

  • Yaitu warna pokok atau warna dasar yang tidak bisa kita peroleh dari campuran warna lain. Warna tersebut adalah merah, kuning dan biru.

Warna sekunder.

  • Yaitu warna yang didapatkan dari hasil percampuran antara dua warna primer, misalkan warna unhu, oranye (jingga) dan juga hijau.

Warna tersier.

  • Yaitu warna yang dihasilkan dari percampuran dua warna sekunder.

Warna analogus.

  • Yaitu deretan warna yang letaknya berdekatan dalam suatu lingkaran warna, misalkan deretan warna ungu yang menuju warna merah, deretan warna hijau menuju warna kuning dan lain sebagainya.

Warna komplementer.

  • Yaitu warna kontras yang letaknya saling berseberangan dalam sebuah lingaran warna, misalkan warna kuning dengan ungu, merah dengan hijau dan lain sebagainya.

7. Gelap Terang

lukisanhitamputihunik.blogspot.com


lukisanhitamputihunik.blogspot.com

Dalam karya seni rupa 2 dimensi, unsur gelap dan terang bisa berfungsi sebagai beberapa hal, diantaranya: menggambar benda seolah benda tersebut memiliki volume (3 dimensi), menyatakan kesan kedalaman atau ruang serta memberi perbedaan kontras. Unsur gelap terang dalam karya seni rupa bisa terjadi karena intensitas wrna (daya pancar), bisa juga terjadi karena percampuran antara warna hitam dan putih.

8. Ruang (kedalaman)

akunputri.blogspot.com

akunputri.blogspot.com

Ruang, jika dalam karya seni 3 dimensi bisa dirasakan langsung oleh sang penikmat tersebut, seperti halnya dengan ruangan dalam rumah, ruang gedung dan lain sebagainya. Sedangkan dalam karya seni 2 dimensi ruang hanya bersifat semu (maya) karena didapatkan dari kesan penggambaran yang datar, pipih, menjorok, cekung, cembung, dekat, jauh dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, dalam karya seni 2 dimensi, kesan ruang atau yang disebut juga dengan kedalaman bisa diperoleh dengan beberapa cara, yang diantaranya sebagai berikut:

  • Penggambaran gempal

  • Penggunaan perspektif warna

  • Peralihan warna, gelap, terang serta tekstur

  • Pergantian ukuran

  • Penggambaran bidang bertindih

  • Pergantian tampak bidang

  • Pelengkungan atau pembelokan bidang, serta

  • Penambahan bayang-bayang

SENI KRIYA



Pengertian Seni Kriya dan Macam Contoh Gambarnya

Seni kriya adalah sebuah karya seni yang di buat dengan keterampilan tangan (hand skill) yang mencakup segala aspek dengan tetap memperhatikan fungsi dan nilai pada kriya tersebut sehingga seni kriya termasuk dalam kategori seni rupa terapan nusantara. Penciptaanya sendiri tidak cuma di dasarkan pada aspek fungsional (kebutuhan fisik) saja, tetapi juga pemenuhan kebutuhan dalam ke indahan emosionalnya.

Hal itu terus berjalan hingga pada perkembangan berikutnya, seni kriya pun mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perubahan ini tidak hanya pada spek fungsi semata, tetapi merambah pada peningkatan kualitas bahan dan bentuk sesuai corak hiasannya masing-masing. Awalnya benda-benda tersebut memiliki bentuk yang rumit dan beraneka ragam variasi. Begitupun juga pada hiasan yang terus meningkat, semakin banyak, detail dan bervariasi.

Pengertian Seni Kriya

Seni Kriya dan Pengertiannya

wisnujadmika.wordpress.com

Istilah “seni kriya‟ ini berasal dari kata “krya‟ (bahasa Sanskrta) yang berarti “mengerjakan‟, dari akar kata tersebut selanjutnya berubah menjadi kata kriya, karya, kerja. Dalam pengertian artihusus yakni, mengerjakan sesuatu untuk mengubah suatu benda atau objek. Sedangkan pada pengertian lain, seluruh hasil tugas termasuk juga beragam keteknikannya dinamakan “seni kriya”. ( Timbul Haryono, 2002).

Dalam bahasa Indonesia kata “kriya‟ adalah pekerjaan(kerajinan tangan). Sedangkan dalam bahasa Inggris dinamakan craft yg mengandung arti  kemampuan atau energi, pengertian lain sebuah ketrampilan bisa di artikan mengerjakan atau menciptakan sesuatu. Istilah itu termasuk ketrampilan yang sering dikaitkan pada profesi yang tampak dalam pengrajin craftsworker. Pada kenyataannya seni kriya tidak jarang dimaksudkan juga sebagai karya yg dihasilkan, sebab skill atau ketrampilan satu orang; sama seperti didapati bahwa seluruhkerja & ekspresi seni membutuhkan ketrampilan. Dalam persepsi kesenian yg berakar terhadap adat Jawa, dikenal sebutan kagunan. Di dalam Kamus Bausastra Jawa, kagunan yakni Kapinteran/Wudharing pambudi nganakake kaendahan-gegambaran/Yeyasan ingkang Adipeni, kidung ngukir-ukir.

Penjelasan itu menunjukan posisi & pentingnya ketrampilan dalam membuat(mengubah) benda sehari-hari, disamping wawasan & kepekaan (bakal keindahan). Oleh karenanya, suatu karya (seni) dalam proses penggarapannya tak berdasarkan terhadap kepekaan & ketrampilan yg baik (mumpuni), sehingga tidak ingin ada peluang bagi kita untuk menikmati karya tersebut yang merupakan karya seni ( I Made Bandem, 2002 ).  Umumnya seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang menghasilkan skill atau keterampilan seseorang, sebagaimana di ketahui bahwa ekspresi dan kerja seni membutuhkan keterampilan. Persepsinya, semua orang mengartikan bahwa, kesenian berakar pada tradisi Jawa yang dikenal dengan sebutan “kagunan“.

Sehingga, penjelasan ini menunjukan posisi dan pentingnya sebuah keterampilan dalam mengubah benda atau objek yang ada dalam kehidupan sehari-hari, di samping pengetahuan akan sebuah kepekaan indahnya karya seni. Selain pengertian di atas, ternyata ada juga funsi seni kriya yang harus kamu pelajari. Namun, yang akan kita bahas di sini adalah mengenal secara detail, pembagian dari jenis-jenis seni kriya.

Jenis-jenis seni kriya

Adalah sebuah keharusan untuk kamu yang mau mengenal lebih jauh tantang jenis sebuah karya dari  beragam macam bentuk dan gaya yang di keluarkan oleh seni kriya nusantara. Bahan-bahan karya itu langsung di ambil dari alam, semua di manfaatkan dengan baik. Dari semua seni kriya nusantara tersebut, banyak juga dari mereka para pengrajin yang tetap mempertahankan ragam hias tradisional sesuai dengan tuntutan pasar.

Jenis-jenis bahan yang biasa di gunakan dari seni karya adalah sebagai berikut:

A. Kriya Kayu

Seni Kriya Kayu

enibudaya.wordpress.com

Kriya kayu adalah suatu bidang seni kriya yang pekerjaannya membuat benda atau memiliki nilai fungsional maupun hiasan yang menggunakan bahan-bahan dasar kayu. Dalam kriya kayu ada istilah dasar yang biasa menjadi pekerjaan untuk tingkat pemula, sebuah permualaan yang harus di kuasai. Karena banyak sekali kerajinan yang terbuat dari kayu,diantaranya seperti wayang golek, furniture, topeng, patung, dan hiasan ukiran-ukiran kayu lainnya.

B. Seni Kriya Tekstil

Kriya Tekstil dari Kain.

like-seni.blogspot.com

Istilah kriya tekstil memiliki cakupan yang cukup luas, karena mencakup berbagai jenis kain yang dibuat, entah itu dengan cara ditenun, diikat dan berbagai cara lain yang dikenal saat proses pembuatan kain. Pada umumnya kain dibuat dari  serat dipintal atau di pilin, sehingga dapat menghasilkan benang panjang yang bisa dirajut atau ditenun dan menghasilkan kain yang membentuk barang jadi. Semua terukur, baik itu dari tekstur ketebalan kainnya, jumlah serat, kadar pilihan, rajutan dan variasi dalam tenunan. Di situlah faktor yang mempengaruhi terciptanya kain yang tak terhitung jenis macamnya.

Keragaman karya seni tekstil bisa dilihat dari teknik, jenis, ragam hias, dan bahan yang digunakan. Jenis kriya tekstil di nusantara bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu karya tenun dan karya batik.

C. Kriya Keramik

Seni Kriya Keramik

kosakatania.wordpress.com

Bahan-bahan dasar pembuatan keramik adalah tanah liat. Benda yang di bentuk pun beragam namun, tetap menyesuaikan pada setiap bentuk yang akan di olah, antara lain melalui teknik lempeng, pilin, pijit dan biasa yang kita tahu itu adalah teknik cetak. Bila keramik telah terbentuk, mulai dari proses pengeringan dan dibakar dengan suhu tertentu, biasanya langsung diberi hiasan. Karena keramik, diproduksi sebagai penghias dalam setiap benda yang ada atau benda siap pakai dengan ragam macam bentuk misalnya, pot bunga, vas bunga, guci dan lain sebagainya.  Ada beberapa daerah penghasil keramik yang tersebar luas di Nusantara, yaitu kota Malang, Yogyakarta, Purwokerto dan Cirebon.

D. Kriya Logam

Seni Kriya Logam

ilhamkhoiri.wordpress.com

Kriya logam adalah seni kriya yang khusus mengolah logam menjadi macam benda kerajinan. Cara mengolanyapun tidak begitu sulit (rumit), hanya mengecor logam hingga menjadi panas lalu di cetak melalui cetakan. Contoh umum yang biasa kita ketahui tentang karya logam adalah perak, besi, perunggu, emas, almunium, tembaga, dan kuningan. Begitupun pada produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan perak, emas senta tajam, patung dari perunggu, peralatan rumah tangga dan biasanya untuk alat musik gamelan. Bahkan sudah banyak kriya logam yang dibuat dengan berbagai macam veriasi.

Yang perlu kita ketahui, ada dua teknik cara membuat karya dari seni kriya logam, Yaitu teknik bivalve dan teknik a cire perdue.

  • Teknik bivalve atau setangkap, yaitu sebuah cara dengan menggunakan cetakan yang di tangkupkan pada cetakan logam, sehingga setelah dingin, cetakan tersebut bisa di buka dan menghasilkan cetakan sesuai yang kita inginkan.

  • Sedangkan teknik a cire perdue atau cetakan lilin, adalah dengan cara membuat bentuk benda dari lilin sesuai dengan yang kita kehendaki. Jika sudah membuat modelnya, cetakan model lilin tersebut langsung ditutup dengan menggunakan tanah, kemudian dibuatkan lubang dari atas dan di bawahnya. Setelah itu cetakan dibakar, sehingga lilin yang terbungkus dengan tanah hingga mencair, dan akan keluar melalui lubang bagian bawah. Selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan pada cairan perunggu. Jika sudah dingin, cetakan tersebut bisa langsung dipecah sehingga keluarlah benda yang diinginkan.

E. Kriya Kulit

Seni Kriya Kulit

kriyalea.com

Kriya kulit adalah jenis karya seni yang bahan bakunya dari kulit. Kulit yang digunakan pun bervariasi, mulai dari kulit sapi, kerbau, kambing, ular dan buaya. Namun sebelum dipakai, terlebih dahulu kulit harus mengalami proses pengolahan yang panjang. Mulai dari pemisahan dari daging beserta kulitnya, pembersihannya, pencucian pada cairan tertentu, pewarnaan dengan warna yang diinginkan, perendaman dengan zat kimia tertentu (penyamakan), pengeringan, penghalusan dan perentangan supaya tidak mengkerut. Setelah melalui beberapa tahapan itu, kulisa bisa di langsung dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Hasil kriya kulit nantinya bisa berupa sepatu, tas, pakaian (jaket), wayang kulit, dompet, tempat HP, ikat pinggang, alat musik rebana dan beberapa jenis olahan benda lainnya. Daerah penghasil kriya kulit santreo yang paling di kenal antara lain Garut, Yogyakarta, dan Bali.

F. Kriya Batu

Seni Kriya Batu

SENI TEATER

Seni Teater 

Pantomim/teater gerak lhmint.wordpress.com

Teater berasal dari bahasa Yunani “theatron” atau dalam bahasa Inggris, Seeing Place yang berarti gedung atau tempat pertunjukan. Seiring dengan perkembangannya dan dalam pengertian yang lebih luas lagi, kata teater diartikan dengan segala hal yang dipertunjukkan/dipentaskan di depan banyak orang. Oleh karena itu, dalam rumusan yang sederhana teater bisa berupa pementasan, seperti hal nya ketoprak, wayang, ludruk, wayang wong, janger, sintren, mamanda, sulap, dagelan, akrobat, dan masih banyak lagi lainnya. Teater juga bisa dikatakan sebagai sebuah manifestasi dari aktivitas naluriah seperti hal nya, anak-anak yang bermain perang-perangan, bermain sebagai ayah dan ibu dan lain sebagainya.

Selain itu, definisi teater juga merupakan manifestasi dalam pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan langsung dengan masalah ritual. Seperti, upacara adat ataupun upacara kenegaraan, keduanya mempunyai unsur-unsur teatrikal yang juga memiliki makna filosofis mendalam. Berdasarkan uraian di atas, kemungkinan terjadinya perluasan definisi tentang teater itu bisa terjadi. Namun, batasan tentang teater bisa dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:


Unsur-Unsur Seni Teater

unsur seni teater

tengklengs.blogspot.com

1. Unsur internal Teater

Aktor

Aktor merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Dan aktor pula yang menghasilkan beberapa unsur lain, diantaranya unsur suara dan gerak.

Naskah

Naskah atau yang disebut juga dengan lakon dalam seni teater juga merupakan salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu, pentas, aktor, kostum dan sutradara.

Pentas

Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan unsur estetika dari sebuah pertunjukan, karena pentas juga merupakan unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa alat lain yang berkenaan dengan pentas.

Sutradara

Sutradara juga merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah otak dari jalannya cerita, yang mengarahkan semua unsur dalam sebuah seni pertunjukan/pementasan. Misalkan mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain sebagainya.

Kostum

Kostum juga merupakan salah satu unsur penunjang yang akan membuat seorang aktor terlihat seperti seseorang ataupun watak yang sedang dimainkan.

Beberapa unsur di atas adalah unsur internal dalam sebuah pementasan teater. Atau bisa dikatakan bahwa unsur internal adalah unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan tersebut, karena unsur internal tersebut bisa dikatakan sebagai hati/jantungnya teater, jika tidak ada unsur internal tidak akan ada suatu pementasan. Sedangkan unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkenaan dengan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Diantaranya adalah:

Staf Produksi

Staf produksi merupakan segala sesuatu yang menyangkut manejer tingkat produser ataupun pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:

Produser/pimpinan produksi

  • Mengurus semua hal tentang produksi

  • Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.


Sutradara/derektor

  • Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah

  • Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan

  • Mencari dan menyiapkan aktor

Selain beberapa tugas di atas, seorang sutradara juga bertanggung jawab untuk menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta crew.

Stage manager

  • Pemimpin dan penanggung jawab panggung

  • Membantu sutradara

Desainer

  • Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut:

  • Setting tempat atau suasana

  • Properti atau perlengkapan pementasan

  • Tata lampu/pencahayaan

  • Kostum

  • Perlengkapan lainnya seperti audio dan lain sebagainya

Crew

Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:

  • Bagian pentas/tempat

  • Bagian tata lampu (lighting)

  • Bagian perlengkapan

  • Bagian tata suara musik

Setelah kita tahu apa itu teater dan apa saja unsur yang ada dalam sebuah pertunjukkan seni teater, sekarang akan kita bahas beberapa jenis/macam teater, diantaranya:

Jenis-Jenis Seni Teater

1. Teater Boneka

teater boneka

takbenda.wordpress.com

Pertunjukan boneka sudah ada sejak zaman dulu. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa sisa peninggalan yang banyak ditemukan di makam-makam Mesir kuno, India kuno dan juga Yunani. Boneka sering digunakan sebagai media untuk menceritakan legenda ataupun kisah-kisah religius yang dipercaya oleh masyarakat zaman dulu. Boneka tersebut dimainkan dengan beberapa macam cara tergantung dari kenis boneka itu sendiri.

Misalkan boneka tangan, boneka ini dalam pementasannya dimainkan dengan menggunakan tangan, kemudian boneka tongkat, boneka ini dalam pertunjukkannya dimainkan dengan menggunakan tongkat yang dipegang dari bawah (seperti wayang golek khas daerah Sunda). Ada juga Marionette atau yang disebut juga dengan boneka tali, boneka ini dalam pertunjukkanya dimainkan dengan cara menggerakkan kayu silang di mana terdapat tali yang terikat pada beberapa bagian tubuh boneka.

2. Drama Musikal

drama musikal

nes-ak.kommune.no

Drama musikal merupakan salah satu jenis pertunjukan teater yang menggabungkan beberapa unsur seni, seperti menyanyi, menari, dan juga akting. Drama musikal biasanya lebih mengutamakan unsur nyanyi, musik dan juga gerak ketimbang dialog para aktor/pemainnya. Di panggung Broadway jenis pementasan/pertunjukan semacam ini sangat terkenal dan biasanya disebut dengan pertunjukan kabaret.

Para aktor tidak hanya dituntut untuk menghayati karakter melalui kalimat naskah yang diucapkan, tapi juga melalui lagu dan gerak tari. Disebut dengan drama musikal karena memang latar belakang dari pertunjukkan ini adalah karya musik yang bercerita seperti hal nya dengan “The Cats” karya dari Andrew Lloyd Webber yang sangat fenomenal. Dari karya cerita bermusik tersebut kemudian dikombinasikan dengan alunan lagu, gerak tari dan tata pentas.

Selain kabaret, opera juga bisa digolongkan dalam bentuk drama musikal. Dalam pertunjukkan opera, dialog para tokoh biasanya dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan tersebut disebut dengan seriosa. Di sinilah letak perbedaan yang mendasar antara pertunjukkan Kabaret dan juga opera. Selain itu, jika dalam drama musikal kabaret, jenis lagu dan musik bisa saja bebas, sedangkan dalam opera jenis lagu dan muisknya biasanya adalah musik simponi (orkestra) dan seriosa.

Tokoh-tokoh utama dalam pertunjukkan opera menyanyi guna untuk menceritakan kisah dan juga perasaan mereka kepada penonton, namun tak jarang juga berupa paduan suara. Opera untuk pertama kalinya dipentaskan di Italia pada awal tahun 1600-an. Opera dipentaskan di dalam sebuah gedung yang disebut dengan gedung opera. Di dalam gedung opera tersebut, para musisi dan juga tokoh pemeran duduk di area yang disebut dengan orchestra pit yang ada di bawah dan di depan panggung.

3. Teater Gerak

Pantomim/teater gerak

lhmint.wordpress.com

Teater gerak merupakan salah satu pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah ekspresi wajah dan juga gerak tubuh para pemainnya. Penggunaan dari dialog sendiri sangatlah dibatasi dan bahkan terkadang juga dihilangkan seperti dalam sebuah pertunjukan pantomim klasik. Teater gerak ini sendiri tidak diketahui dengan pasti kapan diciptakannya, namun ekspresi bebas dari para seniman teater terutama dalam hal gerak berada pada puncaknya dalam masa “commedia del’Arte” di Italia. Dalam masa tersebut para pemain teater bisa bergerak bebas sesuka hati (untuk karakter tertentu) bahkan terkadang juga lepas dari karakter tokoh utama ataupun jalan cerita guna untuk memancing perhatian penonton. Dari kebebasan ekspresi gerak tersebut, akhirnya muncul gagasan untuk mementaskan pertunjukan yang berbasis gerak.

Jenis teater gerak yang paling fenomenal dan juga populer yang mampu bertahan hingga saat ini adalah pantomim. Pantomim merupakan pertunjukan yang sunyi (karena tidak menggunakan suara), yang menggunakan ekspresi wajah dan juga tingkah polah serta mimik para pemainnya. Makna pesan dari sebuah lakon yang akan disampaikan, semuanya ditampilkan dalam bentuk gerak. Tokoh pantomim yang sangat terkenal adalah Etienne Decroux dan Marcel Marceau, yang berasal dari Prancis.

4. Teater Dramatik

teater dramatik

ulunlampung.blogspot.com

Dramatik merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang didasarkan pada dramatika lakon yang sedang dipentaskan. Dalam pertunjukkan teater dramatik, perubahan karakter dari pemainnya secara psikologis sangat diperhatikan dan juga situasi cerita serta latar belakang kejadian pertunjukkan dibuat dengan sedetail mungkin. Rangkaian cerita dalam pertunjukkan teater dramatik juga harus mengikuti alur plot dengan ketat.

Mencoba menarik minat dan rasa para penonton dengan situasi cerita yang sedang disajikan. Menonjolkan laku dan aksi dari pemain yang kemudian melengkapinya dengan sensasi sehingga penonton menjadi tergugah dan biasanya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk satu alur cerita yang bersambung. Karakter yang disajikan di atas panggung merupakan karakter manusia yang sudah jadi, dalam artian tidak ada lagi proses yang harus dilakukan dalam pengembangan karakter tokoh secara improvisatoris (Richard Fredman, Ian Reade: 1996).

5. Teatrikalisasi Puisi

teaterikalisasi puisi

bandung.bisnis.com

Pertunjukan teater yang satu ini dibuat berdasarkan hasil dari karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibaca saja, kemudian dicoba untuk dipentaskan di atas panggung pementasan. Berhubung skrip dasarnya berasal dari puisi, oelh sebab itu teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitis ketika di atas pentas.

SENI SASTRA

Bentuk Seni Sastra Yang Berkembang di Indonesia - Indonesia dikenal sangat kaya akan seni sastra, baik tulisan maupun lisan. Hal ini karena Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang masing-masing memiliki bahasa daerah masing-masing.



Seni sastra lisan di Indonesia berkembang secara turun-temurun. Kebanyakan bercirikan menggunakan bahasa yang panjang lebar, pola dan susunan teksnya baku, serta ceritanya tersusun dari beragam peristiwa yang benar-benar terjadi, dongeng khayalan atau teks keagamaan. Masing-masing pencerita mempunyai keleluasaan di dalam menampilkan tradisi lisan. Bentuk seni sastra lisan yang berkembang di Indonesia, antara lain:


1) Mitos atau Mite

Mitos merupakan seni sastra bersifat religius, namun memberi rasio pada kepercayaan dan praktik keagamaan. Masalah pokok yang diulas di dalam mitos adalah masalah kehidupan manusia, asal mula manusia dan makhluk hidup lain, sebab manusia di bumi, dan tujuan akhir hidup manusia. Fungsi mitos yaitu memberi penjelasan tentang alam semesta dan keteraturan hidup dan perilaku.

Mite yang hidup di Indonesia biasanya bercerita tentang proses terciptanya alam semesta (kosmogony), asal usul dan silsilah para dewa (theogony), pencitaan manusia pertama dan pembawa kebudayaan, asal usul makanan pokok (padi), dan sebagainya. Berikut salah satu mite yang hidup di Jawa. Konon, pada masa dahulu kala Pulau Jawa belum berpenghuni sehingga mudah terombang-ambing terkena ombak laut. Hanya Bathara Guru dan Bathari Parameswari yang berani menempatinya. 
Maka, agar Pulau Jawa menjadi tenang, Bathara Guru memanggil para dewa untuk datang ke Jambudwipa. Intinya mereka diperintah untuk memindahkan Gunung Mahameru ke Pulau Jawa untuk dijadikan pasak. Para dewa pun bergotong royong mengangkat gunung tersebut. Bathara Wisnu berubah menjadi tali untuk mengikat dan Bathara Brahma menjadi kura-kura untuk kendaraannya. Separuh gunung ditinggal dan puncaknya bisa sampai ke Jawa. Selama perjalanan, ada bagian-bagian gunung yang jatuh dan membentuk Gunung Wilis, Gunung Kelud, serta Gunung Kawi. Puncaknya menjadi Gunung Semeru dan menjadi pusat dunia seperti Gunung Mahameru di Jambudwipa.

http://www.materisma.com/2014/09/bentuk-seni-sastra-yang-berkembang-di-indonesia.html

Rabab Pariaman (Minangkabau)

2) Legenda

Legenda merupakan cerita yang bersifat semihistoris mengenai pahlawan, terciptanya adat, perpindahan penduduk, dan selalu berisi percampuran antara fakta dan supernatural. Legenda tidak banyak mengandung masalah, namun lebih kompleks dari mitos. Fungsinya antara lain memberi pelajaran, ajaran moral, meningkatkan rasa bangga terhadap suku bangsa atau moyangnya. Suatu legenda yang lebih panjang berbentuk puisi atau prosa ritmis dikenal dengan epik.


3) Epik

Epik merupakan cerita lisan yang panjang, kadang-kadang dalam bentuk puisi atau prosa ritmis yang menceritakan perbuatan-perbuatan besar dalam kehidupan orang yang sebenarnya atau yang ada dalam legenda.


4) Dongeng

Dongeng merupakan suatu cerita yang tidak nyata dan tidak historis yang fungsinya untuk memberi hiburan dan memberi pelajaran atau nasihat.


Nah, kamu telah mengetahui bentuk-bentuk seni sastra lisan di Indonesia. Berikut ini adalah contoh-contoh seni sastra lisan yang hidup di Indonesia.


1) Pantun Sunda

Seni sastra lisan ini merupakan penceritaan bersyair orang Sunda (Jawa Barat) dengan diiringi oleh musik kecapi. Tradisi ini biasanya dilakukan sebelum atau sesudah upacara tradisional misalnya pernikahan dan merupakan hiburan tunggal. Juru pantun menyanyi sesuai irama kecapi yang ia petik dalam skala pentatonik (lima nada). Kecapi Sunda itu biasanya berbentuk perahu dengan 18 senar.


Pantun Sunda biasanya berisi kisah cerita dari masa Kerajaan Hindu Pajajaran. Cerita ditampilkan secara bersamaan antara percakapan dan nyanyian. Salah satu pantun Sunda yang terkenal adalah Lutung Kasarung, syairnya terdiri atas 1.000 baris dan berasal dari abad XV. Semula, tradisi ini disampaikan oleh pendongeng profesional yang berkelana dari desa ke desa. Maksudnya untuk mengajarkan kepercayaan agama, sejarah, mitologi, sopan santun, dan lain-lain. Dalam perkembangannya, tradisi ini berubah menjadi cerita anak-anak.


2) Rabab Pariaman

Tradisi pertunjukan lisan ini berasal dari Sumatra Barat. Tukang rabab menyampaikan cerita dalam wujud nyanyian dengan ciri dialek Pariaman. Tradisi ini biasa dipertunjukkan pada pesta perkawinan, perayaan nagari, pesta pengangkatan penghulu, dan lain-lain. Cerita yang disampaikan berisi perjuangan untuk mencapai keberhasilan hidup. Tokoh dalam cerita itu menghadapi kesulitan dalam mencapai keberhasilan, kemudian mendapat tanggapan dari penonton.


3) Makyong

Tradisi ini semula berasal dari Pattani, Muangthai, namun berkembang ke selatan hingga pesisir Melayu. Makyong merupakan pertunjukan teater di mana unsur-unsur drama, tari, musik, mimik, dan sebagainya tergabung menjadi satu. Semula, tradisi ini dipertunjukkan di kalangan atas Istana Kelantan dan Riau Lingga hingga tahun 1700-an. Fungsinya bukan untuk menghibur tetapi penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sultan dan istrinya dianggap wakil Tuhan, maka makyong dianggap persembahan kepada Tuhan. Dalam perkembangannya, makyong berubah menjadi pertunjukan desa sebagai hiburan atau upacara penyembuhan. 


Kisah yang dimainkan sebagian besar berasal dari warisan cerita-cerita istana kerajaan Melayu, biasanya berbentuk prosa tanpa naskah. Makyong antara lain terdiri atas punakawan (pengasuh) yang mengenakan topeng, wak petanda (ahli pembintangan atau orang bijak), serta para pemain yang semua diperankan oleh kaum perempuan. Salah satu kisah yang paling disukai dalam tradisi makyong adalah dewa muda.


4) Wayang Kulit dan Wayang Beber

Tradisi ini merupakan tradisi lisan yang lakonnya bersumber dari legenda serta kisah lisan sastra tulis atas tradisi India dan Jawa. Wayang kulit dan wayang beber bisa ditemukan di Jawa, Bali, Sumatra Selatan, dan Jawa Barat. Tradisi wayang berbentuk teater boneka dengan menggunakan layar (kelir), gamelan, dan 400-an wayang. Hidup tidaknya pertunjukan ini ditentukan oleh dalang, karena dialah yang menguasai pertunjukan.



Seni sastra tulisan Indonesia menurut periodisasinya digolongkan menjadi:


1) Pujangga Lama

Karya sastra Pujangga Lama di Indonesia dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di Indonesia di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri atas 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud). Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak ab-ab atau aa-aa. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna). Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.


Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng, maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.


Beberapa karya sastra pada masa pujangga lama diantaranya Hikayat Abdullah, Hikayat Andaken Penurat, dan Hikayat Bayan Budiman.


2) Sastra Melayu Lama

Merupakan karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870–1942, yang berkembang di lingkungan masyarakat Sumatra seperti Langkat, Tapanuli, Padang dan daerah Sumatra lainnya, Cina dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat. 


Beberapa contoh karya sastra Melayu lama yaitu Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo), Bunga Rampai oleh A.F van Dewall, Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe, Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan, Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lain


3) Angkatan Balai Pustaka

Karya sastra angkatan Balai Pustaka muncul di Indonesia sejak tahun 1920–1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahasa Madura.


Contoh karya sastra angkatan Balai Pustaka antara lain Azab dan Sengsara, Seorang Gadis oleh Merari Siregar, Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis Sutan Sati, dan Siti Nurbaya oleh Marah Rusli.


4) Pujangga Baru

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi “bapak” sastra modern Indonesia. Pada masa itu, terbit pula majalah “Poedjangga Baroe” yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930–1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karya sastra Pujangga Baru di antaranya Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan Belenggu oleh Armijn Pane.

Makna Pujangga atau Bujangga adalah pemimpin agama atau pendeta. Tetapi, makna pujangga dalam pujangga baru adalah ”pencipta”.

5) Angkatan ’45

Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan ’45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Misalnya, Surat Cinta Enday Rasidin, Simphoni oleh Subagio Sastrowardojo, dan Balada Orang orang Tercinta oleh W.S.Rendra.


6) Angkatan 66-70-an

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastranya. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini seperti Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Gunawan Mohammad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hurip, Sutardji Calzoum Bachri, dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B.Jassin.


Seorang sastrawan pada angkatan 50–60-an yang mendapat tempat pada angkatan ini adalah Iwan Simatupang. Pada masanya, karya sastranya berupa novel, cerpen dan drama kurang mendapat perhatian. Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C Noer, Akhudiat, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Gunawan Mohammad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Widjaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail dan banyak lagi yang lainnya.


Karya Sastra Angkatan ‘66 di antaranya Amuk, Kapak, Laut Belum Pasang, Meditasi, Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur, Tergantung Pada Angin, Dukamu Abadi, Aquarium, Mata Pisau dan Perahu Kertas.


7) Angkatan 80-an

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum. Beberapa sastrawan yang dapat mewakili Angkatan dekade 80-an ini antara lain Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, dan Kurniawan Junaidi. Karya Sastra Angkatan Dasawarsa 80 antara lain Badai Pasti Berlalu, Cintaku di Kampus Biru, Sajak Sikat Gigi, Arjuna Mencari Cinta, Manusia Kamar, dan Karmila.



8) Angkatan 2000-an

Sastrawan angkatan 2000 mulai merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 90-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kisah novel fiksi. Apakah kamu mengenal Ayu Utami dengan karyanya Saman? Sebuah fragmen dari cerita Laila Tak Mampir di New York. Karya ini menandai awal bangkitnya kembali sastra Indonesia setelah hampir 20 tahun. Gaya penulisan Ayu Utami yang terbuka, bahkan vulgar, itulah yang membuatnya menonjol dari pengarang-pengarang yang lain. Novel lain yang ditulisnya adalah Larung.

SENI TARI

Tari merupakan gerak tubuh yang dilakukan secara berirama dan dilakukan pada waktu dan tempat tertentu guna untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan sebuah perasaan, maksud, serta pikiran yang diserati dengan musik pengiring guna untuk mengatur gerakan sang penari dan juga memperkuat maksud yang akan disampaikan..

Sebuah tarian sebenarnya adalah perpaduan dari beberapa unsur, yang disebut dengan wiraga (raga), Wirama (irama), dan juga Wirasa (rasa). Ketiga unsur tersebut dilebur menjadi sebuah bentuk tarian yang sangat harmonis. Unsur utama dalam sebuah tari adalah gerak. Gerak dalam tarian selalu melibatkan semua anggota badan si penari. Unsur-unsur tersebut dipadukan menjadi sebuah gerakan yang enak dipandang.

Tari Tradisional

tari tradisional

Tari tradisional adalah sebuah bentuk tarian yang sudah ada sejak zaman dulu dan diwariskan secara turun temurun hingga saat ini. Tarian tradisional biasanya memiliki nilai filosofis, simbolis serta relegius. Semua aturan dari ragam gerak tari tradisional, busana, formasi serta tata riasnya sampai saat ini tidak banyak berubah.


Tari Tradisional Klasik

Hasil gambar untuk TARI TRADISIONAL KLASIK

Tari tradisional klasik merupakan sebuah tarian yang dikembangkan oleh para penari dari kalangan bangsawan istana. Aturan dari tarian ini biasanya bersifat baku atau dengan kata lain tidak boleh diubah lagi. Gerakannya yang anggun serta busananya cenderung mewah menambah nilai tersendiri pada jenis tarian yang satu ini. Namun tarian ini biasanya berfungsi sebagai sarana dalam upacara adat ataupun untuk menyambut tamu kehormatan. misalkan Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan), Sang Hyang (Bali).


Tari Tradisional Kerakyatan

tari kerakyatan

Tarian yang satu ini tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya yang cenderung mudah ditarikan secara bersamaan dan juga iringan musiknya yang bertalu-talu. Busana yang digunakan juga relatif sederhana. Tarian ini biasanya ditarikan ketika ada perayaan yang dijadikan sebagai tari pergaulan. Misalnya payung (Melayu), Jaipongan (Jawa Barat), Lilin (Sumatera Barat)


Tari Kreasi Baru

tari kreasi baru

Tarian ini merupakan sebuah tarian yang cenderung lepas dari standar tarian yang baku. Biasanya lebih merujuk pada kreasi dari para penata tari dan pastinya tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baru sampai saat ini masih terus berkembang, baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar dengan tambahan iringan musik yang semakin bervariasi, sehingga munculah istilah tari modern. Secara garis besar, tari kreasi baru ada dua macam yaitu.


1. Tari Kreasi Baru yang Berpola Tradisi

Yaitu tari kreasi yang dalam pembuatannya dilandasi oleh beberapa kaidah dari tari tradisi, baik dalam musik/karawitan, koreografi, tata rias seta busana, maupun cara pementasannya. Meskipun merupakan tari hasil dari pengembangan, tetapi tetap menjaga dan tidak menghilangkan nilai esensi tradisionalnya.


2. Tari Kreasi Baru Tidak yang Berpola Tradisi

Tari Kreasi yang dalam proses pembuatanya lepas diri dari beberapa pola tradisi baik dalam hal musik, koreografi, tata rias serta busana, maupun cara pementasannya. Meskipun tarian ini tidak menggunakan pola-pola yang ada dalam tarian tradisi, namun juga tak sepenuhnya seperti itu dan terkadang ada yang menggunakan unsur tradisi di dalamnya, tapi sebagai tambahan dan bukan yang inti.


Tari Kontemporer

tari kontemporer

djarumfoundation.org

Gerakan dari tari kontemporer biasanya berbentuk simbolik dan juga terkait pada koreografi yang bercerita dengan gaya yang unik dan penuh penafsiran. Biasanya diperlukan wawasan khusus untuk menikmati jenis tari yang satu ini. iringan musik yang digunakan juga banyak yang kuarang lazim digunakan sebagai lagu pengiring, baik lagu yang sederhana samapi lagu yang menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.


Jika ditinjau dari segi koreografinya, jenis tari dibedakan menjadi beberapa macam dan diantaranya sebagai berikut.


Tari Solo (Tunggal)

tari golek

sumilir.cocolog-nifty.com

Tari tunggal merupakan sebuah tarian yang hanya diperagakan oleh seorang penari saja, baik laki-laki ataupun perempuan. Misalkan tari Golek yang berasal dari Jawa Tengah.


Tari Duet/Berpasangan

tari topeng Tari berpasangan merupakan sebuah tarian yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan (laki-laki dan perempuan). Misalkan tari Topeng yang berasal dari Jawa Barat.